Kelompok Aksi Cinta Lingkungan

Minggu, 23 September 2012

Pecinta Alam dan Pendaki


Salam Gersang……
Munculnya berbagai organisasi kepecinta-alaman di kampus-kampus dan sekolah-sekolah maupun di masyarakat semakin membuat banyaknya mahasiswa maupun siswa yang ikut bergabung dalam organisasi tersebut. Dan jika kita bayangkan, maka akan banyak sekali perubahan-perubahan terhadap lingkungan yang dibuat oleh mereka. Tetapi ternyata sebagian besar dari mereka bukanlah seorang pecinta alam, melainkan seorang pendaki yang "ikut" tergabung didalam organisasi pecinta alam.
Kanapa demikian? karena sebagian besar kegiatan yang mereka lakukan bukanlah berusaha melakukan perubahan lingkungan menuju kearah yang lebih baik, melainkan sebaliknya. Hal itu terlihat dari kegiatan "utama" mereka yaitu mendaki gunung. Mungkin wajar bagi seorang anggota MAPALA atau PA melakukan kegiatan pendakian, tetapi hal yang membuat miris adalah semakin hari keadaan disekitar jalur pendakian semakin dipenuhi sampah, kenapa jalur itu bisa dipenuhi dengan sampah? bahkan masyarakat setempat hampir tidak mungkin mencapai jalur tersebut. Satu-satunya tersangka untuk masalah ini adalah orang-orang yang sering melalui daerah tersebut, sebagian besar dari mereka adalah anggota pecinta alam itu sendiri. Bukankah inti dari seorang pecinta alam itu sendiri adalah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga alam sekitar? bahkan dimanapun mereka berada, mereka tidak diperbolehkan untuk membuang sampah disembarang tempat?
Pantaskah mereka bergabung dengan MAPALA maupun PA? Sebenarnya tidak, mereka bukanlah seorang pecinta alam, mereka hanyalah seorang pendaki yang melakukan itu untuk kesenangan pribadinya, untuk membuktikan kalau mereka adalah seorang penakluk puncak-puncak dunia, mereka belum pernah menaklukkan keangkuhan diri mereka sendiri terhadap alam, mereka tak pernah berusaha untuk menjaga alam agar nantinya anak cucu mereka dapat menikmati apa yang mereka nikmati sekarang.
Sementara dari dalam organisasi itu sendiri. Adakah yang salah dari organisasi itu? Jawabannya kebanyakan iya. Kenapa demikian? karena selama bergabung, hati mereka tidak pernah ditanami tanggung jawab untuk menjaga alam, kebanyakan kegiatan mereka hanya dipenuhi dengan pendakian, wall climbing, latihan fisik, pemberian materi yang isinya hanya bagian dari kegiatan diatas. Lalu kapan mereka bisa memiliki kesadaran diri untuk menjaga lingkungan, jika semuanya hanya berguna untuk keuntungan pribadi? Untuk kesenangan semata?
Saat ini marilah kita ubah citra pecinta alam indonesia menjadi sebuah organisasi yang menjadi penggagas perbaikan alam Indonesia yang semakin rusak ini, mari kita bekerja sama membangun kesadaran untuk menjaga lingkungan dimulai dari diri kita sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar